SMA Al Muslim Cegah Perundungan dengan Sosialisasi Program Roots Indonesia

2021-10-10

Jumat, 10 September 2021. Puluhan siswa SMA Al Muslim Jawa Timur mendapatkan sosialisasi program roots Indonesia. Visi dari pendidikan Indonesia yakni mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan bekepribadian melalui terciptanya pelajar pancasila yang bernalar kritis, kreatif,  mandiri, beriman bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berotong royong dan berkebinekaan global.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Kemdikbudristek bekerjasama dengan pusat pengembangan karakter (PUSPEKA) dan UNICEF untuk melaksanakan program Roots Indonesia tahun 2021. Program ini bertujuan untuk melakukan pencegahan perundungan di sekolah di mana program ini memustakan peran pelajar di sekolah sebagai agen perubahan untuk menyebarkan pesan dan perilaku baik di antara teman sebaya.

SMA Al Muslim sebagai sekolah penggerak angkatan pertama tahun 2021 mendapatkan amanah besar dari PUSPEKA untuk melaksanakan program anti perundungan di sekolah melalui 30 siswa yang menjadi agen perubahan. Kegiatan ini diawali dengan bimtek fasilitator sekolah, dan dilanjutkan dengan pemilihan 30 agen perubahan melalui U repot, selanjutnya sekolah melakukan koordinasi untuk persiapan sosialisasi Program Roots. Yang dilaksanakan pada hari Jumat, 10 September 2021.

Pemilihan 30 siswa ini telah dipilih oleh semua siswa di sekolah yang dilakukan melalui sistem U Repot Indonesia, yaitu wadah komunikasi anak muda dari UNICEF untuk menyuarakan pendapat. Jadi 30 agen perubahan ini merupakan perwakilan sekolah untuk melaksanakan program anti perundungan sehingga ke dapanny tidak ada lagi perundungan di sekolah. Terpilihnya agen perubahan dari siswa harapannya program ini mudah diterima oleh siswa lain karena yang menyampaikan adalah teman mereka sendiri.

Sebelum melakukan aksinya sebagai agen perubahan, 30 siswa ini akan mendapatkan pembinaan dan pelatihan selama 10 kali yang dilaksanakan selama 1 jam per minngu oleh 2 fasilitator sekolah. Setelah selesai pembinaan, maka agen perubahan melakukan kegiatan Roots Day, di mana pada kegiatan tersebut agen perubahan melakukan aksi  kampanye anti perundungan kepada semua warga sekolah, melalui unjuk informasi dan kreasi.

"Program anti perundungan sangat tepat jika dimasukkan di program sekolah karrna ini merupakan tanggung jawab besar dari Kemdikbudristek untuk meminimalisisr salah satu dari 3 dosa besar pendidikan yaitu bulliying, kekerasan terhadap perempuan, dan intoleran". Ujar Ustazah Mahmudah, S.Ag., M.Pd. selaku kepala sekolah SMA Al Muslim Jawa Timur. Beliau juga menambahkan bahwa bulliying tidak hanya terjadi di sekolah, akan tetapi terjadi juga di masyarakat secara umum, hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Seperti yang terjadi baru-baru ini kasus perundungan dan pelecehan yang terjadi pada pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dimana kasus tidak terjadi pada anak-anak akan tetapi terjadi pada seorang yang sudah berusia dewasa. Dengan begitu pendidikan memiliki peran yang sangat besar untuk menanamkan pendidikan karakter sejak dini, agar semua pelajar memiliki karakter baik dan prinsip bahwa perundungan adalah perilaku tercela yang akan membawa dampak pada psikis seseorang yang tidak mudah dilupakan.

"Berperilaku positif merupakan salah satu cara untuk menghidari perundungan ataupun bulliying" Ujar Ustaz Misbakhus Surur, S.Pd.  selaku fasilitator sosialisasi program Roots Indonesia. Selain itu, beliau juga menambahkan melatih mengendalikan emosi merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya perundungan.

"Alhamdulillah, seneng karena bisa terpilih menjadi salah satu agen perubahan anti perundungan di SMA Al Muslim sehingga mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman tentang perundungan serta memotivasi diri untuk berbagi pengetahuan tentang perundungan." Ujar Ibet salah satu agen perubahan anti perundungan SMA Al Muslim. Selain itu, Siswa yang sedang duduk di kelas X.4 SMA Al Muslim ini berharap program Roots Indonesia ini dapat diikuti oleh semua sekolah agar dapat meminimalisir terjadinya perundungan dan semakin banyak yang menjadi agen perubahan anti perundungan. Ustad Azam Afian Dinata, S.Sos. (Guru Sosiologi SMA Al Muslim)

 


wa